OPINI - Kekuatan Anies-Cak Imin ada di rakyat. Partisipasi dan gerakan rakyat menjadi andalan bagi pasangan capres No 1 ini. Faktor dukungan militan rakyat inilah yang membuat pasangan Anies-Cak Imin optimis akan memenangi pilpres 2024.
Menurut survei StarPool, ada 43 persen pemilih Anies-Cak Imin yang tidak akan pindah ke paslon lain. Kekeuh dan konsisten pilih AMIN. Jauh di atas Prabowo, apalagi Ganjar. Kedua paslon terakhir ini memiliki pemilih yang rentan untuk meninggalkannya. Kenapa? Karena pemilih mayoritasnya tidak militan. Ini karena faktor gimmik dan transaksi pragmatis yang lebih dominan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Iwan Fals Inginkan Perubahan
|
Money politics dengan bagi-bagi uang dan sembako, serta pengerahan bahkan intimidasi pemilih melalui instrumen negara terbaca begitu jelas pada besarnya pemilih yang rentan pindah.
Di sisi lain, para pemilih Anies-Cak Imin justru saweran setiap mengadakan event. Mereka patungan membuat spanduk, kaos, stiker, pin dan alat peraga lainnya. Ini nyata menunjukkan adanya Gerakan Rakyat mendukung Anies-Cak Imin.
Baru-baru ini, ada gerakan "Donasi Sejuta Banner Untuk AMIN" yang dinisiasi olehrelawan Pejuang AMIN yang berkantor di Pandeglang Menteng. Melalui aplikasinya Tim Pejuang AMIN mengajak kepada seluruh pendukung Anies-Cak Imin untuk membuktikan dukungannya melalui "Donasi Sejuta Banner". Mulai dari Rp. 10.000 hingga seberapa kesanggupan dan keikhlasan mereka.
Jika hari ini anda melihat ada banner-banner AMIN yang mulai terpasang di sejumlah daerah, itu adalah banner yang sebagian dibeli dengan uang donasi para pendukung AMIN. Sebagian lainnya adalah saweran langsung dari para anggota simpul relawan.
Memang, masih sangat jauh jumlahnya dari baliho punya paslon lain. Karena ini menyangkut modal yang berbeda. Anies-Cak Imin bermodal gagasan dan semangat untuk melakukan perubahan Indonesia. Ini yang membedakan Anies-Cak Imin dengan paslon lainnya.
Ajakan "Donasi Sejuta Banner" yang diprakarsai Tamsil Linrung ini akan menjadi gelombang gerakan rakyat yang luar biasa besar jika tersosialisasi dengan sistemik dan masif. Ajakan ini akan sangat besar pengaruhnya kalau sampai ke para pendukung. Termasuk pendukung yang tidak ingin terlihat. Bayangkan jika setiap pendukung Anies-Cak Imin yang jumlah sementara ini sekitar 35 juta orang, masing-masing menyumbang Rp. 10.000, maka akan terkumpul 350 milyar. Kalau harga banner itu Rp. 10.000, maka akan ada 350 milyar banner tersebar di seluruh pelosok negeri. Belum menghitung orang-orang kaya yang berdonasi lebih dari Rp.10.000
Gerakan "Donasi Sejuta Banner" ini akan sangat dahsyat karena berpotensi memicu gelombang dukungan yang semakin membesar pengaruhnya. Jika tersosialisasi dengan masif, maka akan semakin banyak rakyat yang ikut berselancar di atas gelombang dukungan terhadap Anies-Cak Imin. Ini menjadi tantangan tersendiri buat Tamsil Linrung dan Relawan Pejuang AMIN dalam memperbesar gelombang dukungan melalui "Donasi Sejuta Banner".
Tidak berlebihan jika kemudian disimpulkan bahwa Anies-Cak Imin adalah ekspektasi rakyat. Mengapa? Karena pemilih Anies-Cak Imin ini murni rakyat yang mengingkan perubahan. Mereka saweran, berdonasi ramai-ramai, rela mengeluarkan dana dari kantong sendiri untuk sebuah harapan perubahan.
Di AMIN, tidak ada transaksional pragmatis. Baik transaksi finansial maupun jabatan. Apalagi bisnis. Di sinilah kelebihan Anies atas paslon lain.
Jika di paslon lain jumlah menteri kabarnya sudah habis terbagi, maka di AMIN itu masih haram untuk diperbincangkan. Ini bisa dicek ke ketiga partai pengusung. Tidak ada pembicaraan sama sekali tentang susunan kabinet. Di sinilah letak perbedaannya.
Dengan begitu, Anies lebih merdeka dan lebih punya kemandirian jika kelak mengelola amanah kepemimpinan negara.
Anies khususnya, seorang tokoh non partai. Bukan pengusaha dan tidak menjadi bagian dari elit ormas. Ia adalah dosen dan rektor Universitas Paramadina yang karena faktor kemampuannya diangkat menjadi Mendikbud. Lalu tahun 2017 maju di pilgub DKI dan menang. Dianggap sukses memimpin Ibu Kota, Anies pun didaulat oleh rakyat untuk maju di pilpres 2024. Elektabilitas tertinggi saat itu adalah bukti nyata ada ekspektasi besar rakyat kepada Anies.
Berbagai upaya penjegalan terhadap Anies gagal. Takdir telah mengantarkan Anies untuk maju di pilpres 2024. Partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan memberinya tiket maju sebagai capres lantaran gelombang dukungan rakyat kepada Anies begitu besar. Tanpa dukungan rakyat, partai tidak akan pernah melepaskan tiketnya untuk Anies. Hadirnya Cak Imin bagi para pendukung Anies dianggap telah melengkapi ekspektasi kemenangan. Cak Imin membawa suara kaum Nahdhiyin.
Baca juga:
Tony Rosyid: Demokrat Dalam Jebakan PDIP?
|
Dukungan rakyat inilah yang jadi modal terbesar bagi Anies, yang kemudian didampingi Cak Imin, untuk maju. Karena rakyat yang berkeinginan, maka rakyatlah yang kemudian saweran, patungan, dan kompak berdonasi untuk mengantarkan Anies-Cak Imin berkontestasi meraih kemenangan di pilpres 2024. Spirit inilah yang kemudian ditangkap oleh Tamsil Linrung untuk menggandakan gerakan perubahan melalui "Donasi Sejuta Banner".
Dengan "Donasi Sejuta Banner" ini Tamsil mengajak semua pendukung Anies dengan terus menyerukan "Ayo Berperan Menangkan AMIN dengan Gerakan Sejuta Banner"
Jakarta, 7 Januari 2024
Tony Rosyid*
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa